Puisi tentang Harapan dan Penyesalan Terbaru
Puisi tentang Harapan dan Penyesalan Terbaru
Harapan
Oleh : Rizal Taufik
Saatku terjatuh
Kerana terlena indahnya fana
Saat bibirku membisu
Kerana tertipu indahnya syahdu
Kau seperti surya terangi semesta
Kau laksana cahaya dalam gulita
Kau yang selalu ada dalam kesahku
Kau yang temani derita hayatku
Ku sangat mengangankanmu dalam sanubari
Saatku sengsara kau temani
Tetapi kau pergi saat senyum bahagiaku kembali
Ku tahu...
Kau bukan pergi tuk meninggalkan
Kau bukan lenyap tuk kehampaan
Tapi kau bahagiakanku tanpa alasan
Kau indahkan hariku tanpa minta balasan
Kaulah harapan...
Penyesalan
Oleh : Rizal Taufik
Dulu...
Waktu dimana kita bercengkrama bersama
Saling berbagi rasa
Menabur suka dan duka
Saat dimana kita punyai rasa yang sama
Namun satu kelemahanku
Ku tak mampu katakan cinta padamu
Lidahku seakan membeku
Bibirku membisu
Karena ku terpaku
Akan keindahan dirimu
Wahai bidadariku
Namun pada saat mentari terbenam di ufuk barat
Memancarkan cahaya yg bgitu berat
Sama sperti sukmaku yang berkarat
Karena kepergianmu...
Kini...
Hanya sesal yang ada dlm sanubariku
Sekedar keluh dalam relung sukmaku
Karena ku kehilangan anganku
Tuk bisa memilikimu
Bidadariku
Gemerlap Harti dalam Kertas
Oleh : Rizal Taufik
Tanganku gemetar saatku menyentuh pena
Pikirku seakan hilang melayang
Jantungku berdebar kencang
Sanubariku hampa
Tatapku kelabu kelam membuta
Seakan tak ada lagi yang bisa kutulis
Tapi perlahan...
Kupegang sebuah pena dengan tangan yang gemetar ini
Kutuliskannya pada secarik kertas putih suci
Dengan diiringi do'a dalam sanubari
Ditemani indahnya sunyi
Kumulai merangkai kata demi kata
Luapan kekosongan fikiran tak punyai makna
Kalimat demi kalimat
Curahan kehampaan yang memikat
Paragraf demi paragraf
Terangi tatapku yang gelap
Tanpa terasa...
Secarik kertas putih suci penuh terisi
Oleh ucapku yang mungkin tak berarti
Ahh.... Tapiku tak perduli
Meski ucapku tak punyai makna
Batinku berkata bahwaku tak berdusta
Salam Literasi.!
Marilah kawan kita biasakan kepada anak,adik,sodara,dan budayakan membaca.
Marilah kawan kita biasakan kepada anak,adik,sodara,dan budayakan membaca.
Baca Juga : Puisi Terbaru Ada Cinta dalam Diam dan Andai ini Ramadhan Terakhirku